Gunadarma

Minggu, 31 Oktober 2010

VHDL yang ada di dalam library

dalam menuliskan kode VHDL secara efisien sangatlah penting untuk mengetahui tipe-tipe data yang di pakai, bagaimana, serta kapan penggunaannya.
berikut type type yang ada di dalam library

Tipe Data Standar
Kode VHDL mengandung sederetan tipe-tipe data yang telah ditentukan melalui aturan standar IEEE 1076 dan IEEE 1164. Untuk lebih jelas, beberapa tipe data telah tercantum ke dalam masing-masing jenis library/packages yaitu :

Package standard of library std. Tipe data yang masuk jenis ini adalah tipe bit, boolean, integer, dan real.
Package std_logic_1164 of library ieee. Tipe data yang masuk jenis ini adalah std_logic dan std_ulogic.
Package std_logic_arith of library ieee. Tipe data yang masuk ke dalam library ini adalah signed, unsigned serta beberapa konversi fungsi, seperti conv_integer(p), conv_unsigned(p, b), conv_signed(p, b), and conv_std_logic_vector(p, b).

Perhatikan, berikut beberapa aturan tipe data std dalam VHDL:
1. Tipe data Boolean : True, False
2. Tipe data Integer : berisi 32 bit integer (mulai dari -2.147.483.647 s/d
+2.147.483.647)
3. Tipe data natural : adalah bilangan non negatif dari integer (mulai dari 0 s.d
+2,147,483,647)
4. Tipe Data Pengguna

Selain tipe data yang telah ditentukan secara baku oleh aturan IEEE, ternyata VHDL juga memperbolehkan pengguna (user) untuk menentukan tipe data yang diinginkan.

Ada 2 kategori untuk tipe data yang bisa ditentukan sendiri oleh user yaitu:

1. Tipe Integer
type integer mempunyai jangkauan yang berbeda beda :
A. Tipe integer yang memiliki jangkauan -2.147.483.647 s/d +2.147.483.647 (mirip
dengan tipe data standar)
B. Tipe natural yang memiliki jangkauan 0 s/d +2.147.483.647 (mirip dengan tipe
data standar)
C. Tipe my_integer yang memiliki jangkauan -32 s/d 32 (tipe data yang ditentukan
sendiri oleh user)
D. Tipe nilai_murid yang memiliki jankauan 0 s/d 100 (tipe data yang ditentukan
sendiri oleh user)

2. Tipe enumerated
Berikut data data tipe yang ada di enumarted:
A. Tipe bit yaitu ‘0’ dan ‘1’
B. Tipe my_logic yaitu ‘0’, ‘1’, dan ‘Z’ (ditentukan sendiri oleh user)
C. Tipe keadaan yaitu idle, stop, backward, forward (ditentukan sendiri oleh user)
D. Tipe warna misalnya merah, hijau, putih (ditentukan sendiri oleh user)

http://ndoware.com/tipe-data-dalam-vhdl.html

Selasa, 05 Oktober 2010

Adaptasi dan Integrasi

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula
manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka untuk mempelajari dan mengambilnya untuk kemudian dipergunakan berinteraksi dengan orang/bangsa lain. Sebagai alat adaptasi, maka kita harus menggunakan bahasa yang tepat dalam beradaptasi dengan lingkungan yang kita hadapi.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

1. Bahasa resmi kenegaraan dimana kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
2. Bahasa pengantar resmi di dalam dunia pendidikan.
3. Alat penghubung resmi pada tingkat nasional.

Kalimat dasar bahasa indonesia

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S), predikat (P), objek (o) dan keterangan (k). Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Ciri-Ciri Subjek
•Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
•Disertai Kata Itu
•Didahului Kata Bahwa
•Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
dll

Ciri-Ciri Predikat
•Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
•Kata Adalah atau Ialah
•Dapat Diingkarkan
•Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
•Unsur Pengisi Predikat

Ciri-Ciri Objek
•Langsung di Belakang Predikat
•Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
•Tidak Didahului Preposisi
•Didahului Kata Bahwa

Ciri-Ciri Pelengkap
1.Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
2.Menempati posisi di belakang predikat.
3.Tidak didahului preposisi.

Ciri-Ciri Keterangan
1.Keterangan Waktu
2.Keterangan Tempat
3.Keterangan Cara
4.Keterangan Sebab
5.Keterangan Tujuan
6.Keterangan Aposisi
7.Keterangan Tambahan
8.Keterangan Pewatas

Ragam bahasa

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri [2]. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

Jenis ragam bahasa
A. jenis ragam menurut medianya

1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
* Ragam bahasa cakapan
* Ragam bahasa pidato
* Ragam bahasa kuliah
* Ragam bahasa panggung
contoh: ibu bilang rapihkan semua baju yang ada di lemari

2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
* Ragam bahasa teknis
* Ragam bahasa undang-undang
* Ragam bahasa catatan
* Ragam bahasa surat
contoh: saya berdomisili di daerah Jakarta

B. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.